Senin, 22 Oktober 2012

Tugas Pidato

Ini adalah pengalamanku waktu kelas 3 SMA. Suatu hari (aku lupa hari apa), guru Bahasa Indonesia ngasi pengumuman bahwa hari Sabtu depan, beliau ngadain tes pidato. Aku lupa kenapa, aku gak ngerjain tugas itu (bikin teks pidato, dsb.) sampai hari Jumat malem. Malem Sabtu, aku baru mikir mau pidato apa. Aku berpikir dan berpikir dan berpikir, tapi gak dapet ide mau pidato apa. Akhirnya, aku memutuskan untuk tidur.. Aku memohon kepada Tuhan supaya aku besok bisa dapet ide pidato.

Besok paginya, mulai bangun tidur, mandi, ganti baju, sampai sarapan, aku terus berpikir mau pidato apa, tapi masih gak nemu ide. Terus, seperti biasa, aku berangkat ke sekolah naik angkot. Waktu di angkot, tiba-tiba aku berpikir, "Kenapa aku gak pidato tentang nasionalisme aja?", karena saat itu, nasionalisme merupakan masalah yang bener-bener aku perhatikan dan aku orang yang sangat nasionalis. Aku pikir, pidato ini akan lebih mudah karena isi pidatoku bener-bener dari hati.

Aku jadi bersemangat buat memikirkan isi pidatoku. Sepanjang perjalanan ke sekolah, aku berpikir mau ngomong apa aja di pidato nanti. Aku bikin poin-poinnya di pikiranku dan aku inget-inget terus, karena nggak bisa nulis di angkot. Sesampainya di kelas, aku langsung buka binderku dan bikin catetan. Waktu itu pukul 06.30, sedangkan jam pelajaran mulai pukul 06.45, jadi aku hanya punya waktu 15 menit buat bikin catetan dan menghafalkannya. Yang membedakan catetanku dan catetan pidato temen-temen waktu itu, isi catetanku cuma poin-poin, sedangkan punya temen-temen berupa teks pidato. Catatan yang berupa poin-poin membuatku mudah untuk menghafalkannya.

Tibalah saatnya pelajaran Bahasa Indonesia. Bu Guru membuka kesempatan buat satu orang untuk maju duluan tanpa ditunjuk dan orang itu akan mendapatkan nilai tambahan. Beberapa orang angkat tangan, termasuk aku (saking semangatnya), tapi sayang, beliau tidak menunjukku. Hanya selang sedikit orang kemudian, tibalah giliranku. Aku berpidato dengan gembira dan bersemangat, bahkan sampai bisa membuat teman-temanku tertawa. Aku berhasil menyampaikan semua yang ingin aku sampaikan. Pidatoku hidup karena berasal dari hati dan aku sangat puas pada penampilanku.

Dari yang awalnya nggak tau mau pidato apa (bahkan sampai kurang dari dua jam sebelum pelajaran masih bingung) sampai akhirnya bisa pidato dengan memuaskan. Bagiku, itu adalah salah satu peristiwa luar biasa, salah satu penyertaan Tuhan yang luar biasa. Oleh sebab itu, aku terus mengingatnya sampai sekarang.

Jadi teman-teman, berdoalah ketika kamu mengalami kesulitan. Kalau kamu dapat tugas pidato, carilah topik yang bener-bener kamu sukai, bisa dari kerinduan hatimu, hobimu, dan sebagainya. Niscaya kamu akan lebih mudah dan enjoy dalam berpidato..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar