Pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015, aku pergi ke Gunung Kawi. Aku berangkat sekitar pukul 06.20. Berdasarkan info yang kudapat dari internet, aku pergi dengan angkot ke Terminal Arjosari (aku tinggal di Mondoroko, Singosari) dan mencari bis yang menuju Kepanjen. Aku bertanya ke petugas dan mereka bilang bisnya ada di belakang sendiri. Aku berjalan ke belakang dan menemukan bis “Tentrem” jurusan Malang-Blitar. Aku bertanya kepada sang kernet apakah mereka pergi ke Kepanjen dan ternyata mereka bilang tidak lewat Kepanjen. Setelah beberapa saat bingung, aku ingat bahwa aku bisa naik angkot menuju Gadang kemudian oper ke kendaraan menuju Kepanjen.
Aku berangkat pagi-pagi dengan maksud supaya bisa sampai di
Gunung Kawi sekitar pukul 9, namun masalah itu memakan cukup banyak waktu.
Akhirnya, aku naik angkot AMG menuju Gadang. Di Gadang, aku bertanya kepada
seorang satpam dan mendapat info bahwa aku bisa pergi ke Kepanjen dengan naik
angkot putih atau bis “Bagong”. Aku memilih naik bis “Bagong” dan ternyata itu
adalah bis jurusan Malang-Blitar. Yang kutangkap dari info di internet, di
Kepanjen terdapat dua terminal, yaitu Terminal Kepanjen dan Terminal Talangagung.
Yang dilewati bis tersebut adalah Terminal Talangagung, maka aku diturunkan di
depan terminal tersebut.
Seingatku, info-info di internet mengatakan bahwa angkot
menuju Gunung Kawi ada tiga, yaitu yang berwarna biru muda (dari Kepanjen),
merah muda (dari Talangagung), dan hijau muda (aku lupa dari mana). Sebelumnya,
di jalan aku sudah melihat beberapa angkot biru muda, tapi aku tidak turun dan
tetap menuju Talangagung. Aku menunggu di depan terminal, angkot tak kunjung
lewat. Menurut Google Maps, di depan ada pertigaan dimana jalan ke kanan adalah
“Jalan Raya Gunung Kawi”. Aku berjalan ke pertigaan tersebut dan memang papan
penunjuk berkata bahwa jalan ke kanan adalah menuju Gunung Kawi. Aku berjalan
menyeberang ke jalan itu. Singkat cerita, di situ aku menemukan angkot biru
muda dan menaikinya. Kata Pak Sopir, angkot menuju Gunung Kawi cuma ada satu,
ya yang berwarna biru muda itu..
Angkot ini berjalan cukup pelan, entah karena jalan naik
atau karena sopir mencari penumpang atau keduanya. Sudah jalannya pelan, sempat
berhenti pula di suatu tempat seperti pasar di Desa Kebobang. Saat itu di
angkot hanya ada dua penumpang dan si sopir mencari penumpang baru. Aku
mendengar Pak Sopir berkata kepada temannya “Aku munggah nang Gunung Kawi (aku
naik ke Gunung Kawi).” Aku berkesimpulan bahwa rupanya angkot-angkot di sana tidak
selalu naik ke Gunung Kawi. Mungkin tergantung apakah ada penumpang yang mau
pergi ke sana. Di sepanjang jalan, penumpang silih berganti menaiki angkot ini
namun hanya aku yang pergi ke Gunung Kawi. Awalnya aku pikir banyak orang yang
pergi ke sana dengan angkot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar